Pengadaan bus Transjakarta dengan bahan bakar diesel atau solar diprioritaskan oleh BUMD PT Transportasi Jakarta guna memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat Jakarta terhadap moda transportasi yang nyaman dan aman. Hal ini juga guna menggantikan armada yang sudah tidak layak jalan atau membutuhkan perbaikan yang lama, serta meminimalisir terbakarnya armada bus. Ditargetkan hingga akhir tahun ini sedikitnya ada sekitar 420 bus diesel baru yang akan beroperasi di Jakarta.
Percepatan pengadaan bus berbahan bakar diesel dilakukan melalui e-catalogue melalui kerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Menurut Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Antonius Kosasih, dari data statistik, bus-bus berbahan bakar diesel relatif jarang mengalami risiko terbakar.
Sedangkan bus berbahan bakar gas (BBG) yang ramah lingkungan bukan berarti tidak diprioritaskan, namun dilakukan semata mata dalam pengadaan bus, PT Transportasi Jakarta meniru pemerintahan London, Inggris yang memilah bus-bus mereka secara ketat terutama dari sisi keamanannya.
Menurut beliau, di London saja bus- bus BBG articulated beberapa kali juga terbakar, sehingga pemerintah Kota London pun menyeleksi bus BBG. Sebagian bus diganti dengan bus berbahan bakar diesel, sementara bus yang masih menggunakan BBG harus dilengkapi dengan piranti fire suppression yang baik karena bus BBG rentan over-heating yang rentan menyebabkan terjadinya kebakaran.
Beberapa bulan terakhir memang terjadi beberapa kejadian bus transjakarta, yang menyebabkan para pihak terkait berusaha keras untuk mencari solusinya, Pengadaan armada bus baru yang lebih durable menjadi solusinya. Beberapa pakar transportasi juga menyarankan agar lebih memperhatikan pemeliharaan dan operasional bus yang sudah ada. Belum masalah sterilisasi jalur busway dan kenyamanan shelter yang kerap kali dikeluhkan pengguna transjakarta.
No comments:
Post a Comment