Pengadaan Barang Jasa, Uang Muka, Jaminan dalam Pengadaan Barang Jasa, Buku Pengadaan, Buku Tender,Pengadaan barang, Perpres 54 tahun dan revisi/perubahan perpres 54, Pengguna Anggaran (PA), Para Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pokja ULP, PPHP, Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pengadaan Pelaksana Konstruksi, Pengadaan Konsultansi, Pengadaan Jasa Lainnya, Swakelola, Kebijakan Umum Pengadaan, Pengadaan Langsung, Pelelangan atau Seleksi Umum, Pengadaan atau Penunjukan Langsung, Pengadaan Kredibel, Pengadaan Konstruksi, Pengadaan Konsultan, Pengadaan Barang, Pengadaan Jasa Lainnya, Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, SKT Migas, Tenaga Ahli, HPS, Kontrak, Evaluasi, Satu/Dua Sampul dan Dua Tahap, TKDN, Sisa Kemampuan Paket, Kemampuan Dasar, Dukungan Bank, afiliasi, Konsolidasi Perpres 54 tahun 2010, e-katalog, Penipuan Bimtek e-Procurement Kasus Pengadaan Construction, Consultation, Goods, Services, Green Procurement, Sustainable Procurement, Best Practice Procurement, Supply Chain Management http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.co.id/search/label/kasus%20pengadaan

Tuesday, June 30, 2015

Sulsel Ditawari Pembangunan PLTB

Dari www.REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Melimpahnya potensi energi angin yang dimiliki provinsi Sulawesi Selatan membuat sejumlah investor terpikat untuk membangun pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Kali ini perusahaan Asia Grand Capital melalui anak perusahaannya Indo Wind Power Holdings menawarkan pemerintah provinsi Sulsel untuk membangun PLTB di Kabupaten Jeneponto awal tahun 2016. Dua proyek tersebut adalah PLTB Jeneponto 1 dan PLTB Jeneponto 2.


Direktur Proyek PT Asia Grand Capital, Thijs Sablerolle mengatakan, PLTB Jeneponto 1 nantinya berkapasitas sebesar 62,5 Mw, sedangkan untuk Jeneponto 2 berkapasitas 100 Mw. Total dana yang dibutuhkan untuk kedua PLTB ini diperkirakan mencapai 320 juta dolar AS dengan pembagian PLTB 1 sekitar 120 juta dolar AS dan PLTB 2 mencapai 200 juta dolar AS.
"Kami sudah melakukan riset selama enam tahun untuk pembangunan dua pembangkit yang mengandalkan tenaga angin ini," kata Thijs, Senin(29/6).

Pemilihan Jeneponto sendiri, karena daerah tersebut memiliki potensi energi angin yang paling besar dengan kecepatan angin 8 meter per detik. Selain itu, posisi Jeneponto yang berada di pesisir selatan provinsi Sulawesi Selatan membuat angin dari arah selatan dan timur selalu ada sepanjang tahun. PT Indo Wind Power Holdings juga telah melakukan berbagai survei seperti lingkungan dan amdal, sosial ekonomi, hingga bioteknik.

Thjis menjelaskan, pihaknya juga tengah melakukan tender untuk pengadaan turbin dengan beberapa negara di Eropa. Sejauh ini negara Denmark menjadi kandidat terkuat untuk pengadaan ini. Denmark kemungkinan akan bersaing ketat denga Amerika dalam pengadaan turbin ini. Untuk memulai kontruksi pada 2016, PT Asia Grad Capital tinggal menunggu persejutuan dari pemprov Sulsel dan negosiasi mengenai harga listrik dengan PLN.
Menanggapi pengajuan ini, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, akan mendukung pengadaan PLTB di Jeneponto. Bahkan ia menawarkan perusahaan tersebut membangun pembangkit di daerah lain, seperti Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Takalar.
Terlebih saat ini Sulsel tengah meningkatkan hilirisasi industri dengan meningkatkan pembangunan khususnya di bidang smelter dan pengembangan dua pabrik semen yang ada di Sulsel. "Kita ingin industri di Sulsel terus bertambah baik. Artinya listrik pun harus disiapkan lebih banyak," ungkap Syahrul. Meski demikian, Pemprov Sulsel untuk sementara akan mempelajari pengajuan ini karena sebelumnya juga ada perusahaan yang siap membangun pembangkit listrik tenaga angin.