Pengadaan Barang Jasa, Uang Muka, Jaminan dalam Pengadaan Barang Jasa, Buku Pengadaan, Buku Tender,Pengadaan barang, Perpres 54 tahun dan revisi/perubahan perpres 54, Pengguna Anggaran (PA), Para Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pokja ULP, PPHP, Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pengadaan Pelaksana Konstruksi, Pengadaan Konsultansi, Pengadaan Jasa Lainnya, Swakelola, Kebijakan Umum Pengadaan, Pengadaan Langsung, Pelelangan atau Seleksi Umum, Pengadaan atau Penunjukan Langsung, Pengadaan Kredibel, Pengadaan Konstruksi, Pengadaan Konsultan, Pengadaan Barang, Pengadaan Jasa Lainnya, Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, SKT Migas, Tenaga Ahli, HPS, Kontrak, Evaluasi, Satu/Dua Sampul dan Dua Tahap, TKDN, Sisa Kemampuan Paket, Kemampuan Dasar, Dukungan Bank, afiliasi, Konsolidasi Perpres 54 tahun 2010, e-katalog, Penipuan Bimtek e-Procurement Kasus Pengadaan Construction, Consultation, Goods, Services, Green Procurement, Sustainable Procurement, Best Practice Procurement, Supply Chain Management http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.co.id/search/label/kasus%20pengadaan

Sunday, June 5, 2016

Hemat Pengadaan Alat Kesehatan Dengan Menggandeng Biomedika ITS

Rumah Sakit Islam(RSI) Surabaya Jemursari hemat pengadaan alat kesehatan dengan menggandeng Jurusan Biomedika Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Hal ini dilakukan bersama dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan RSI Surabaya Ahmad Yani,

Direktur RSI Surabaya Jemursari, Prof Dr Ir Rochmad Romdoni SpJP (K) menjelaskan selama ini alat kesehatan canggih banyak diimpor dari luar negeri.

Sehingga tidak bnyak alat ang bisa dibeli untuk memenuhi kebutuhan pasien yang terus meningkat.

“Kerjasama ini dalam bentuk pembuatan alat-alat kesehatan yang sangat sederhana dan bisa dilakukan, kami akan mencoba dengan alat fisioterapi yang biasa kami beli puluhan juta dari luar egeri,” terangnya usai perayaan puncak Hari Ulang Tahun RSI Surabaya Jemursari, Minggu (29/5/2016).

Dengan demikian, ia berharap bisa mengurangi biaya kesehatan di rumah sakitnya, terlebih karena biaya produksi yang ditawarkan ITS lebih terjangkau. Pihaknya juga akan menyiapkan uji klinis alat-alat kesehatan buatan anak negeri.

Apalagi RSI Surabaya Jemursari memiliki tenaga-tenaga ahli bidang kedokteran yang berkualitas dan tidak kalah dengan dokter-dokter di ruma sakit lainnya.

“Bagi rumah sakit yang menerima pasien BPJS Kesehatan, dengan alat-alat yang lebih murah namun tetap seusai standar yang ditentukan, akan jauh lebih menguntungkan, rumah sakit untung, pasien juga untung,” katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Mohammad Nuh menjelaskan alat fisioterapi ini biasa digunakan untuk memulihkan kondisi pasien-pasien syaraf, stroke dan sejenisnya ini. Dan saat ini mulai dibuat mahasiswa jurusan biomedika ITS.

“Sekarang ini sedang dibuat, pemiihan ITS juga karena ITS memiliki banyak ahli di bidang ini pembuatan alat ini. Sementara RSI dan Unusa memiliki tenaga-tenaga dalam bidang kesehatan. Ini yang akan dipadukan,” ujarnya.

Dikatakan Nuh, untuk tahap awal, biomedika ITS memang membuat alat yang gampang, fisioterapi. Karena alat itulah yang paling mudah dikembangkan, untuk sementara waktu.

“Memang kami belum bisa mengembangkan alat MRI atau scanner yang canggih. Setidaknya kita sudah mulai mencoba membuat yang paling mudah dulu,” tutur mantan menteri pendidikan ini.

Dikatakan pria yang pernah S3 di Prancis berkaitan dengan Teknik Biomedik ini. Nantinya alat fisioterapi itu akan dilakukan uji klinis di RSI Surabaya Jemursari.

Dipilihnya RSI Surabaya Jemursari, karena tidak semua rumah sakit memiliki visi dan misi yang sama untuk mengembangkan alat kesehatan produk dalam negeri.

“Nanti, harus ada standarisasi. Ada sertifikatnya yang menyatakan alat itu layak digunakan oleh pasien atau tidak. Yang berhak menyatakan layak itu adalah tenaga medis, dokter salah satunya. Dan dokter – dokter RSI Surabaya Jemursari siap melakukan itu,” jelasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Setelah dinyatakan layak dan tersertifikasi, semua rumah sakit bisa menggunakan alat ini. Bagi rumah sakit, ini akan mengurangi beban pembelian alat kesehatan karena harganya yang jauh lebih murah.

“Kalau yang impor harga bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 60 juta. Tapi kalau ini, harga hanya Rp 15 juta. Bayangkan perbedaannya. Kualitas sama tapi harga akan jauh lebih murah,” pungkasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2016/05/29/hemat-pengadaan-alat-kesehatan-dengan-menggandeng-biomedika-its?page=3

No comments:

Post a Comment