Informasi untuk para pokja ulp, apabula ada pengadaan eskavator, silahkan cek terlebih dahulu eskavator buatan lokal yaitu dari pt. Pindad. Selain membuat senjata sekarang ini pt pindad merambah juga ke pengadaan lainnya.
sumber www.CNNIndonesia.com
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong perusahaan-perusahaan konstruksi pelat merah membeli varian eskavator yang diproduksi PT Pindad (Persero). Selain mendukung proyek-proyek infrastruktur pemerintah, upaya tersebut juga diyakini mampu menopang kinerja Pindad di lini penjualan alat berat.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong perusahaan-perusahaan konstruksi pelat merah membeli varian eskavator yang diproduksi PT Pindad (Persero). Selain mendukung proyek-proyek infrastruktur pemerintah, upaya tersebut juga diyakini mampu menopang kinerja Pindad di lini penjualan alat berat.
"Pindad walaupun dasarnya untuk industri pertahanan, tapi kemampuan industrinya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk komersial," ujar Menteri BUMN, Rini Soemarno saat mengunjungi pabrik Pindad di Bandung, Sabtu (28/6).
Sebagai informasi, untuk bisa menggarap pasar domestik manajemen Pindad membanderol harga eskvatornya di bawah produk impor buatan Amerika Serikat. Ambil contoh, eskavator jenis Excava 200 yang dibanderol US$ 90 ribu hingga US$ 100 ribu per unit, atau lebih murah US$ 25 ribu ketimbang Caterpillar 320D yang dibanderol US$ 125 ribu per unit.
Berangkat dari hal tersebut, Rini meminta agar produk baru Pindad tersebut bisa mencapai 10 unit pada Agustus mendatang. "Satu dari produksi tadi sudah harus mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Indonesia," ujar Rini yang juga didampingi Direksi PT PP Tbk, PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, dan PT Dirgantara Indonesia dalam lawatannya.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim menambahkan, untuk bisa menggarap pasar eskavator domestik perseroan akan menyediakan modal kerja sebesar Rp 5 miliar. Sementara untuk penggunaan komponennya, eskvator Pindad bakal menggunakan produk-produk dalam negeri.
"Terkecuali untuk mesin yang masih harus diimpor dari luar negeri. Kalau modal cukup internal dulu," katanya.