Kebutuhan jagung untuk pakan ternak terus meningkat tiap tahun. Prognosa (proyeksi) Kementerian Pertanian memperkirakan produksi pakan tahun ini adalah 19,4 juta ton. Namun kualitas jagung kering kerap jadi kendala industri, maka upaya mendorong kualitas olah petani perlu ditingkatkan.
"Fasilitas untuk petani kami siapkan atas perintah Bapak Presiden Rp1 triliun anggaran kami siapkan untuk seluruh petani, jagung, Indonesia," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Jumat (3/8).
Kini fasilitas terbaru yang didapatkan petani justru berasal dari sisi industri swasta di mana PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memberikan desain dan hak penggandaan mobil pengering jagung senilai Rp 1,2 miliar per unit kepada Kementerian Pertanian.
Rencananya CPIN akan membangun dua unit lagi, dan Kementan bisa menganggarkan untuk penggandaan dan penyediaan di sentra jagung lainnya.
Asal tahu berdasarkan prognosa Kementan, tahun ini produksi pakan diprediksi akan naik. Angka prognosanya adalah setara 19,4 juta ton atau naik 6,6% yoy dari 18,2 juta ton. Kemudian dengan prognosa tahun ini, maka dibutuhkan jagung setara 7,8 juta ton.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin menyatakan produksi jagung nasional hingga Juli telah mencapai 18-19 juta ton.
"Untuk kebutuhan industri setahun sekitar 14 juta ton. Tapi bukan suplai harian, mereka pasti menampung," kata Sholahudin. Ia melanjutkan target tahun ini panen jagung akan mencapai 30 juta ton, tidak semuanya untuk pakan, tapi ada juga untuk pangan manusia.
Sedangkan dari sisi industri, Presiden Komisaris PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) Hadi Goenawan Tjoe mengatakan realisasi serap jagung lokal industrinya telah mencapai 200.000 ton per bulan.
Terkait mobil pengering jagung yang pihaknya desain, rencananya dengan membaiknya kualitas jagung untuk pakan, maka tingkat penyerapan industri akan semakin tinggi.
"Sekarang dari CPIN baru satu, kami akan coba jadi 10," kata Hadi. Pasalnya, pihak Kemtan ingin industri lebih aktif terlibat dalam pengembangan dan produktivitas petani.
Sumber www.kontan.co.id
No comments:
Post a Comment