Nampaknya sudah menjadi tradisi di Kota Bogor, apabila ada proyek bernilai besar selalu terjadi kisruh. Dari mulai adanya intervensi hingga adanya beking-beking yang mendampingi kontraktor peserta lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor. Seperti yang terjadi di kantor ULP Kota Bogor pada Jumat (23/9/2016) sore. Saat itu, pihak ULP tengah melakukan verifikasi kepada para peserta lelang (investor) dua proyek besar bernilai puluhan miliar. Namun, sempat terjadi cekcok antara anggota ormas dengan para anggota unit Dalmas Polres Bogor Kota.
Kejadian bermula ketika adanya penghadangan oleh salah satu organisasi masyarakat (ormas) terhadap kontraktor yang dikawal Polres Bogor Kota. Awalnya hal ini hanya terjadi di area gedung Setda Kota Bogor, namun lama-kelamaan suasana semakin memanas saat beberapa anggota ormas mencoba naik ke lantai atas gedung dimana kantor ULP Kota Bogor berada.
Sebelum adanya kejadian itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan (Adalbang) telah mengirimkan surat nomor 300/3497-Adalbang pada 23 September 2016 yang meminta kepada Polres Bogor Kota untuk pengamanan pada pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB.
Pasalnya, pada jam tersebut pihak ULP akan melakukan verifikasi proyek pengadaan dan pemasangan pipa distribusi utama tahap 1 SPAM Katulampa dan perbaikan saluran air RW.02 Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan.
Kepada infonitas.com, Humas Paguyuban Jasa Kontruksi Kota Bogor Firman Gustaman yang ditemui dilokasi mengatakan, jika melihat dari surat pengajuan pengamanan ke Polres Bogor Kota. Sebenernya belum ada intervensi, namun hanya berjaga-jaga saja. "Dalam kenyaatan terjadi kisruh dan pengamanan pun berfungsi. Tadi sempat terjadi bersitegang antara ormas dan anggota Sabhara Polres Bogor Kota," ujarnya.
Firman juga mengaku amat tidak menginginkan ada beking dari anggota ormas. Ia pun beranggapan, selama ini ormas banyak dipekerjakan di proyek oleh pengusaha. "Jadi, jika nantinya pemenang lelang adalah pengusaha luar, mungkin mereka khawatir tidak mendapatkan paket proyek," imbuhnya.
sumber : http://www.infonitas.com/
Kejadian bermula ketika adanya penghadangan oleh salah satu organisasi masyarakat (ormas) terhadap kontraktor yang dikawal Polres Bogor Kota. Awalnya hal ini hanya terjadi di area gedung Setda Kota Bogor, namun lama-kelamaan suasana semakin memanas saat beberapa anggota ormas mencoba naik ke lantai atas gedung dimana kantor ULP Kota Bogor berada.
Sebelum adanya kejadian itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan (Adalbang) telah mengirimkan surat nomor 300/3497-Adalbang pada 23 September 2016 yang meminta kepada Polres Bogor Kota untuk pengamanan pada pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB.
Pasalnya, pada jam tersebut pihak ULP akan melakukan verifikasi proyek pengadaan dan pemasangan pipa distribusi utama tahap 1 SPAM Katulampa dan perbaikan saluran air RW.02 Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan.
Kepada infonitas.com, Humas Paguyuban Jasa Kontruksi Kota Bogor Firman Gustaman yang ditemui dilokasi mengatakan, jika melihat dari surat pengajuan pengamanan ke Polres Bogor Kota. Sebenernya belum ada intervensi, namun hanya berjaga-jaga saja. "Dalam kenyaatan terjadi kisruh dan pengamanan pun berfungsi. Tadi sempat terjadi bersitegang antara ormas dan anggota Sabhara Polres Bogor Kota," ujarnya.
Firman juga mengaku amat tidak menginginkan ada beking dari anggota ormas. Ia pun beranggapan, selama ini ormas banyak dipekerjakan di proyek oleh pengusaha. "Jadi, jika nantinya pemenang lelang adalah pengusaha luar, mungkin mereka khawatir tidak mendapatkan paket proyek," imbuhnya.
sumber : http://www.infonitas.com/
No comments:
Post a Comment